Kegiatan Pendidikan: Sosialisasi, Penguatan, Skrining Dan Pelatihan Ketrampilan Dalam Pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang Pada Masyarakat Urban Kota Denpasar
ABSTRACT Background: Tourism in Bali is also followed by positive and negative impacts on the Balinese people. Positive impacts such as the large number of jobs that can absorb labor, while the negative impact is the rise of social issues such as human trafficking (human trafficking) which if left unchecked will become a serious problem because it threatens the young generation of Bali. Methods: The activity method is to provide counseling and education about trafficking in persons. And provide life skills skills training. Targeting adolescent children, whether in school or not, due to a lack of education regarding human trafficking. Result: Lentera Anak Bali (LAB) is an independent non-profit organization, engaged in the protection of children in order to obtain their rights, especially the rights of children to education (marginalized / underprivileged children), the right to strengthen the legal, health and psychosocial systems of children, and handling of victims of violence against the nation's children due to sex tourism (pedophilia, eska and trafficking), with the scope of the Province of Bali. LAB sees that because this is a problem of moral poverty, education, the importance of involving the local government, the City KBPP, the social service, the education office, the health office and community leaders, in an effort to build awareness of the vulnerability of these children and make preventive education efforts against the possibility entangled in human trafficking. Prevention programs and strengthening understanding of human trafficking, by conducting socialization to officials, caring communities, and youth themselves. These teenagers are given SPA education that is safe to work on (free of prostitution), understanding of human trafficking, education on health and welfare, and IVA examinations. With this facilitation, it is hoped that they can become counselors for their teenage friends who are vulnerable to the dangers of trafficking. Conclusion: From this activity it can be concluded; increasing public understanding of the dangers of human trafficking (1) There are groups of young workers from urban areas who receive guidance from the human trafficking prevention team. (2) Youth groups who received safe SPA training (prostitution free), understanding of human trafficking, education on health, and IVA examinations. Key words: human trafficking, child protection ABSTRAK Latar Belakang: Pariwisata di Bali juga diikuti dengan dampak positif dan negatif bagi masyarakat Bali. Dampak positif seperti banyaknya lapangan kerja yang mampu menyerap tenaga kerja, sedangkan dampak negatifnya adalah munculnya isu-isu sosial seperti perdagangan manusia (human trafficking) yang jika dibiarkan akan menjadi masalah yang serius karena mengancam generasi muda Bali. Metode: Metode kegiatan dengan memberikan penyuluhan dan edukasi tentang perdagangan orang. Dan memberikan pelatihan ketrampilan hidup. Sasaran anak remaja, baik yang bersekolah maupun tidak, karena minimnya pendidikan tentang perdagangan manusia. Hasil: Lentera Anak Bali (LAB) merupakan organisasi nirlaba mandiri yang bergerak di bidang perlindungan anak untuk mendapatkan hak-haknya, khususnya hak anak atas pendidikan (anak marjinal / kurang mampu), hak untuk perlindungan hukum, jaminan sistem kesehatan dan psikososial anak, serta penanganan korban kekerasan terhadap anak bangsa akibat dampak pariwisata (pedofilia, eska dan trafficking), di Provinsi Bali. LAB melihat hal tersebut sebagai masalah kemiskinan moral, pendidikan, di sini pentingnya melibatkan pemerintah daerah, KBPP Kota, dinas sosial, dinas pendidikan, dinas kesehatan dan tokoh masyarakat, dalam upaya membangun kesadaran akan kerentanan anak-anak ini dan melakukan upaya pendidikan preventif terhadap kemungkinan terjerat dalam perdagangan manusia. Program pencegahan dan penguatan pemahaman tentang perdagangan manusia, dengan melakukan sosialisasi kepada aparat, komunitas peduli, dan pemuda itu sendiri. Para remaja ini diberikan pendidikan SPA yang aman untuk bekerja (bebas prostitusi), pemahaman tentang perdagangan manusia, pendidikan tentang kesehatan dan kesejahteraan, dan pemeriksaan IVA. Dengan fasilitasi ini diharapkan mereka dapat menjadi konselor bagi teman-teman remaja mereka yang rentan terhadap bahaya trafficking. Kesimpulan: Dari kegiatan ini dapat disimpulkan; Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang bahaya perdagangan manusia (1) Terdapat kelompok pekerja muda dari perkotaan yang mendapatkan pendampingan dari tim pencegahan perdagangan manusia. (2) Kelompok remaja yang mendapatkan pelatihan SPA aman (bebas prostitusi), pemahaman tentang perdagangan manusia, pendidikan kesehatan, dan pemeriksaan IVA. Kata kunci: perdagangan orang, perlindungan anak