Stereotipe Tentang Muslim Indonesia Dalam Pemberitaan Media Asing (Analisis Framing Terkait Pemberitaan Aksi 212 di Media Online Time dan Al Jazeera)
Penelitian ini fokus pada pemberitaan di media online asing tentang stereotipe muslim Indonesia yang dimunculkan dalam teks pemberitaan. Penelitian ini mencoba menguraikan teks pemberitaan melalui analisis teks media dengan menggunakan analisis framing. Inti dari framing adalah bagaimana sebuah fakta ditonjolkan dan dikaburkan. Pemberitaan media asing di antaranya dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti sentimen agama, ideologi, dan stereotipe yang tajam terhadap kelompok tertentu. Islam di Indonesia selalu menjadi sorotan media asing. Sorot mata media asing semua tertuju saat terjadinya aksi demo besar-besaran umat Islam sebagai respon penistaan agama yang dilakukan Ahok beberapa tahun silam yang dikenal dengan Aksi 212. Momen pemberitaan asing ini menjadi hal yang tercatat sejarah sebagai pemberitaan yang terintens diperhatikan pihak asing sepanjang isu terkait Islam di Indonesia Banyak sekali media asing turut memberitakan termasuk juga Time dan AL JAzeera turut memberitakan Aksi Damai Umat Islam tersebut. Namun pemberitaan-pemberitaan media tersebut muncul sarat dengan muatan yang mengarah pada stereotiping dan tendensi. Hasil penelitian ini menemukan adanya beberapa stereotipe tentang kelompok Islam dalam pemberitaan media asing tersebut; Time dalam bingkai pemberitaannya ditemukan memuat stereotipe yang kuat terhadap umat muslim Indonesia yaitu menyebut Islam mengacu pada; Kelompok muslim (konservatif, ultra konservatif, garis keras): rasis, intoleran dan jahat (berlaku tidak adil yang melampaui batas) terhadap Ahok. Dalam bingkai Time ditemukan memuat pernyataan-pernyataan tendensius yang mengarah kepada umat muslim. Al Jazeera ditemukan membingkai pemberitaan dengan menonjolkan nuansa politis yang dilakukan kelompok Islam adalah politik yang kotor, yakni semacam konspirasi yang diarahkan/dilakukan oleh kelompok umat muslim di Indonesia untuk mencekal kemenangan Ahok sebagai gubernur. Secara umum bingkai yang digunakan Al Jazeera lebih banyak menonjokan intrik-intrik yang disinyalir dilakukan kelompok muslim untuk mencekal Ahok terpilih menjadi gubernur. Hal ini ditemukan yaitu dalam frame Kelompok Muslim (Moderat, Konservatif, Radikal): Mempolitisir Isu Penghujatan Agama untuk Mencekal Ahok. Time maupun Al Jazeera memiliki kesamaan dalam menggunakan beberapa sebutan terhadap kelompok muslim di Indonesia yaitu Time menyebut kelompok muslim dengan konservatif, ultra konservatif dan garis keras. Sedangkan sebutan terhadap umat muslim dalam pemberitaan Al Jazeera ditemui sebutan moderat, konservatif dan radikal. Kedua media asing tersebut sama-sama mengidentifikasi kelompok Islam yakni semua kalangan Muslim baik yang konservatif (ordinary), ultra konservatif (abangan/tradisionalis), moderat (modernis/menengah), garis keras (radikal) semua memerangi Ahok.