Salah satu penyebab adanya penurunan minat remaja terhadap aktivisme politik adalah negative perspective. Negative perspective adalah pandangan negatif umum yang dimiliki seorang terhadap keterlibatan dalam perilaku aktivisme online politik. Twitter dinobatkan sebagai podium untuk aktivisme online politik. Melalui teori uses and gratifications, penelitian ini berusaha mencari korelasi antara motivasi penggunaan Twitter dan negative perspective pada mahasiswa. Sebanyak 400 mahasiswa di pulau Jawa menjadi sample dalam penelitian ini. Data kuisioner yang telah terkumpul selanjutnya diuji dengan analisis statistika uji rank spearman. Hasil menyatakan bahwa tidak ada korelasi diantara motivasi penggunaan Twitter pada mahasiswa dan negative perspective.
WHO has declared COVID-19 as a pandemic due to its rapid increase in cases outside China. COVID-19 has also affected a growing number of countries. However, the Indonesia government responded to the declaration in a not-serious manner, which has generated uncertainty circumstance among its public. This circumstance has driven people to consume information as much as they are possible to consume. This study aims to map out the trend of information-seeking concerning COVID-19 in Indonesia using Google Trends and to compare it to the information available on Indonesia's Ministry of Health official website from January until March. This study was descriptive quantitative, which used Google Trends as data collection tools. The research found that information seeking concerning COVID-19 has been increasing since the end of January. Government statements were found as the trigger of the information-seeking activity escalation and also served as the reason behind different information-seeking trends each month.
After thirteen years of Law Number 21 of 2007 concerning the Eradication of the Crime of Trafficking in Persons implemented, it still unable to release Indonesia from cases of trafficking in persons. Indonesia, is not only as primarily a source country in the trafficking process, but it is also used as a destination and transit country. And which is very terrible, all provinces (34 provinces) in Indonesia are the origin and destination of trafficking in persons and the victims are mostly experienced by women and children. The most common forms of trafficking are for forced labour and sexual exploitation as women, children and men are moved domestically and across international borders. They are exploited in the sectors of the fishing and fish processing industry, construction; plantation, oil palm plantation, mining and manufacturing. The poverty factor is considered to be the main trigger for prospective Indonesian workers. Another thing is because of natural disasters which are also vulnerable to human trafficking. In addition, endemic corruption among government officials contributes to the vulnerability of trafficking in persons, especially in the travel, hotel and labour recruitment industries. The phenomenon of globalization is one of the factors in the spread of contemporary (modern) issues, which affected to human trafficking. Advances information technology, are opportunities for the expansion of crime networks, both national and transnational (across borders). The borderless world maks cross-cultural social integration, people move around freely without any obstacles, causes various modes of crime to emerge, such as human trafficking.
Artikel ini merupakan hasil kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) dengan sasaran utama kelompok masyarakat di desa yang produktif secara ekonomi, yakni kelompok usaha yang dirintis oleh beberapa orang anggota masyarakat di Desa Sukagalih Kabupaten Sumedang bernama Galery Leuit. Kegiatan utama mereka adalah membuat kerajinan tangan (handycraft) berbahan dasar Bambu, Batok Kelapa dan Buah Brenuk (Maja) serta membuat kain batik dengan motif khusus berupa huruf Sunda Kuna Kaganga. Tujuan kegiatan PPM ini untuk membantu Mitra memperluas jaringan komunikasi agar karya-karyanya bisa dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Permasalahan yang dihadapi oleh mitra adalah 1) belum memiliki peralatan kriya yang memadai, 2) belum mempunyai bengkel kerja yang memadai, 3) Belum memiliki konsep strategi dan media promosi serta pemasaran. Target dan luaran yang dihasilkan dari PPM ini antara lain Mitra dapat memiliki akses komunikasi terhadap pemerintah daerah untuk mengembangkan jaringan penjualan. Metode yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut adalah 1) Membuka jalur komunikasi dengan pemerintah daerah kabupaten Sumedang, Pemerintah provinsi dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Barat melalui diskusi dalam bentuk Webinar dengan menjadikan Mitra sebagai nara sumber dan pemerintah daerah sebagai penanggap. Program ini diharapkan mampu memfasilitasi perkembangan usaha mitra sehingga dapat memberikan multiflier effect bagi usaha sejenis dan usaha lain yang terkait (bermitra) dengannya. Kata Kunci: Nilai Budaya Lokal, Pelaku Usaha Kecil, Kerajinan Tangan, Seni Batik, Aksara Sunda ABSTRACT The target of this Community Service activity is a group of people who are economically productive, namely a business group initiated by several community members in Sukagalih Village, Sumedang Regency who have produced several handicrafts and made batik motif designs for the Sundanese Kuna Kaganga letter as an icon of the batik motif. The aim of the program is to help Partners expand communication networks so that their works can be recognized and utilized by the public. Business partners in this program are small businesses making and selling handicraft objects (craft art) made from Brenuk Fruit (Maja fruit) and making Batik cloth with the main motif in the form of Old Sundanese Script (Kaganga letter). The problems faced by partners are 1) not having adequate craft tools, 2) not having adequate workshops, 3) Not having a strategic concept and promotional and marketing media. The targets and outputs that resulted from the PKM's community service program at the Leuit Batik Rineka Sundanese Gallery in Suka Galih Village, Sumedang, West Java, among others, partners can have communication access to local governments to develop sales networks. The methods used to achieve these goals are 1) Open lines of communication with the regional government of Sumedang district, West Java Provincial Government and West Java Dekranasda. 2) create a discussion in the form of a Webinar by making Partners as resource persons and local government as responders. This program is expected to be able to facilitate partner development so that it can have a multiplier effect for similar businesses and other businesses related (partnering) with it. Keywords: Government Communication, small and medium enterprises / SMEs, HandyCraft, Batik Art, ancient Sundanese script
Partisan selective exposure to online COVID-19 news articles is hypothesized to increase one's exposure time to politically opinion-reinforcing news when exposed to a more opinion-reinforcing news environment and to increase one's exposure time to politically opinion-challenging news when exposed to a more opinion-challenging news environment. This blocked 2x3 within-subjects experimental study crossed partisan stance (Pro Jokowi vs. Pro Anies) as the blocking factor with news conditions as the experimental factors (Pro vs. Contra vs. Control). The study randomly assigned 216 participants living in the Jakarta metropolitan area during the COVID-19 pandemic to two experimental and one control group for each stance (Pro Stance, Contra Stance, Control). Data shows how participants significantly spent more time on politically opinion-reinforcing news when in the Pro Stance condition, compared to when in the Contra Stance condition, and compared to when in the Control condition. Participants only significantly spent more time on politically opinion-challenging news when in the Contra Stance condition as compared to when in the Pro Stance condition, but not significantly as when compared to in the Control condition. The study took a look at how partisan selective exposure may play out in a certain news environment and found how a polarized news environment would lead to a more polarized exposure, which could get disastrous as it may play a role in people's behavior towards the COVID-19 pandemic. Hence, getting ourselves accustomed to perspectives from an equal news environment could lead us to be less polarized, and therefore be wiser at determining our standpoints towards the COVID-19 pandemic. ; Paparan selektif partisan terhadap artikel online berita COVID-19 dihipotesiskan untuk meningkatkan waktu paparan seseorang terhadap berita yang mendukung opini politik saat terpapar pada lingkungan berita dengan lebih banyak berita yang mendukung opini dan untuk meningkatkan waktu paparan seseorang terhadap berita yang menantang opini politik saat terpapar pada lingkungan berita dengan lebih banyak berita yang menantang opini. Studi eksperimental dengan disain blocked 2x3 within-subjects menyilangkan sikap partisan (Pro Jokowi vs. Pro Anies) sebagai blocking factor dengan kondisi berita sebagai faktor eksperimental (Pro vs. Contra vs. Control). Penelitian menempatkan 216 partisipan yang tinggal di area Jabodetabek selama pandemi COVID-19 secara acak ke dalam dua kelompok eksperimental dan satu kelompok kontrol untuk masing-masing sikap (Pro Stance, Contra Stance, Control). Data menunjukkan bagaimana partisipan secara signifikan menghabiskan lebih banyak waktu pada berita yang mendukung opini politik mereka saat berada di kondisi Pro Stance, dibandingkan dengan saat berada di kondisi Contra Stance, dan dibandingkan dengan saat berada di kondisi Control. Partisipan hanya secara signifikan menghabiskan lebih banyak waktu pada berita yang menantang opini politik saat berada di kondisi Contra Stance jika dibandingkan dengan saat berada di kondisi Pro Stance, namun tidak secara signifikan saat dibandingkan dengan saat berada di kondisi Control. Penelitian mencoba melihat bagaimana paparan selektif partisan memainkan peran di lingkungan berita tertentu dan menemukan bagaimana linkungan berita yang terpolarisasi akan mengarah pada paparan yang lebih terpolarisasi, yang dapat menjadi bencana oleh karena potensi perannya pada sikap seseorang terhadap pandemi Covid-19. Maka itu, dalam mengurangi polarisasi, kita dapat menempatkan diri kita pada lingkungan berita yang setara, yang juga dapat menuntun kita untuk menjadi lebih bijaksana dalam bertindak terkait dengan pandemi Covid-19.
Sejak tahun 2016, Indonesia memasuki fase baru tatanan kehidupan bermasyarakat dalam lingkup kawasan ASEAN yakni dengan mulai efektifnya ASEAN Economic Community (AEC) atau yang lebih dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Konsekuensinya, Indonesia harus membuka perdagangan barang, jasa, dan pasar tenaga kerja dengan negara ASEAN lainnya. Pemerintah, baik pusat maupun daerah, perlu menyosialisasikan kebijakan terkait MEA kepada seluruh stakeholders termasuk kepada masyarakat luas guna menyiapkan masyarakat menghadapi fase baru kehidupan perekonomian nasional akibat pemberlakuan MEA. Studi ini bertujuan untuk mengetahui model ideal strategi komunikasi politik bagi pemerintah daerah Kabupaten Bandung Barat dalam menyiapkan masyarakat menghadapi pemberlakuan MEA. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan observasi, wawancara mendalam dan studi literatur. Pendekatan kualitatif dipandang relevan karena peneliti ingin mengkaji dan menganalisis secara mendalam strategi komunikasi politik pemerintah Kabupaten Bandung Barat dalam menyiapkan masyarakatnya menghadapi MEA. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa model strategi komunikasi politik yang ideal bagi pemerintah Kabupaten Bandung Barat dalam mengkomunikasikan kebijakan terkait MEA harus dimulai dari komunikasi politik internal pemerintah Kabupaten Bandung Barat dalam rangka menyamakan persepsi dan menciptakan kesepahaman akan visi pemerintah terkait kebijakan-kebijakan MEA. Dengan demikian, komunikasi politik pemerintah kepada masyarakat pun dapat dilakukan secara lebih terarah dan terprogram melalui koordinasi dan kerjasama dinas-dinas dan badan-badan terkait pemerintah Kabupaten Bandung Barat.