MENGUJI EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PROSTITUSI DAN MIRAS: STUDI KASUS DI KOTA YOGYAKARTA
Prostitusi dan minuman keras di Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan persoalan yang tidak ada habisnya, terutama di Kota Yogyakarta. Penertiban melalui operasi-operasi dan patroli juga sudah dilakukan oleh Satpol PP Kota Yogyakarta sebagai pihak yang mempunyai tanggung jawab dalam mewujudkan ketertiban, keamanan, dan perlindungan masrayakat. Namun demikian, perkembangan prostitusi dan miras masih saja tetap bertahan hingga saat ini. Karena itu, penelitian ini bermaksud untuk mengetahui sejauh mana efektivitas kinerja dari Satpol PP Kota Yogyakarta dalam menangani persoalan prostitusi dan miras yang terjadi di Kota Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang lebih menonjolkan data-data empiris-lapangan. Kajian ini menggunakan tiga indikator (pencapaian tujuan, integrasi, dan adaptasi) untuk mengetahui efektivitas kinerja Satpol PP dalam menangani prostitusi dan miras di Kota Yogyakarta. Temuan penelitian ini menyatakan, bahwa kinerja Satpol PP cenderung tidak efektif karena tidak ada satupun dari ketiga indikator tersebut yang berhasil dilakukan oleh Satpol PP Kota Yogyakarta. Hal ini juga menjadi tanda ketidakseriusan pemerintah Kota Yogyakarta dalam mewujudkan Kota Yogyakarta sebagai kota yang sehat dan terbebas dari prostitusi dan minuman keras. ; Prostitution and drugs in Yogyakarta Special Territory are a controversial issue, primarily in Yogyakarta City. Operations and patrols have been carried out by the Pamong Praja Police Unit (Satpol PP) of Yogyakarta City as the responsible institution in realizing order, security, and societal protection. Nonetheless, such prostitution and drugs are still surviving until the present. Therefore, this study is aimed to portray the effectiveness of the Satpol PP's performance in coping with prostitution and drugs in Yogyakarta City. Qualitative method is employed by this study by considering empirical data as the primary source of the analysis. This study uses three main indicators (achieving goals, integration, and adaptation) to find out such effectiveness. The finding demonstrates that the Satpol PP's performance tends to meet a failure because no one of the three indicators is successful. It denotes to the fact that the municipal government has not a serious effort to realize Yogyakarta City as a healthy city and free from prostitution and drugs.