Ein traditioneller Gelehrter stellt sich der Moderne: Said Nursi (1876-1960)
In: Veröffentlichungen des Instituts für Islamische Theologie der Universität Osnabrück Band 6
33170 Ergebnisse
Sortierung:
In: Veröffentlichungen des Instituts für Islamische Theologie der Universität Osnabrück Band 6
pt. I. Non-violence and peace -- Bediuzzman Said Nursi & the Risale-i nur / Sukran Vahide -- The ethics of pardon and peace : a dialogue of ideas between the thought of Pope John II and the Risale-i nur / Thomas Michel -- Renewal and reformation in the mid-twentieth century : Bediuzzman Said Nursi and religion in the 1950's / John Obert Voll -- pt. II. Ethics and dialogue -- Secular or religious foundation for ethics : a case study of Bediuzzaman Said Nursi / Ian Markham -- Quar'anic ethics and Said Nursi's Risale-i nur / Asma Afsaruddin -- The ethics of Bediuzzaman Said Nursi's dialogue with the West in light of his concept of Europe / Patrice C. Brodeur -- Ethics in the Confucian text : comparative study with Risale-i nur / Jemil Hee-Soo Lee -- An outline of Bbediuzzaman Said Nursi's views of Christianity and the West / Sukran Vahide -- pt. III. Globalization -- Is globalization a threat to Islam? : Said nursi's response / Oliver Leaman -- Globalization in the light of Bediuzzaman Said Nursi's Risale-i nur : an exposition / Amer Al-Roubaie and Shaifiq Alvi -- Globalization : its meaning, scope and impact in the light of Bediuzzaman Said Nursi's Damascus sermon / Fred A. Reed -- Virtue vs. decadence : the struggle of civilizations within the global village / Necati Aydin -- Islam and modernity / Durmus Hocaoglu -- The gesture of Said Nursi as a challenge to modernity / Ahmad Aries -- Rethinking globalization : Hardt and Negri in conversation with Said Nursi / Ian Markham
In: Les cahiers du Bosphore 81
In: Mülkiyeliler Birligi yayinlari, 1
World Affairs Online
In: Christentum und Islam im Dialog Bd. 14
ABSTRAKTulisan ini dilatar belakangi oleh adanya problematika mendasar mengenai adanya studi pemikiran mengenai politik dan tasawuf. Maka dari itu untuk megupas lebih dalam mengenai tasawuf dan politik maka ada baiknya kita merujuk pada pemikiran Said Nursi diamana pemikiranya mengenai pemikiran sufistik terhadap hal tersebut cukup mendalam.Penelitian ini menggunakan beberapa metode pendekatan. Namun studi kali ini akan lebih fokus pada studi sejarah (Historical Approach). Dimana pendekatanya akan lebih menekankan pada pokok pikiran yang dimililki oleh Said Nursi sendiri. Adapun yang menjadi pokok pikiran tersebut diantaranya hakikat atau metode Risalah an-Nur. Metode ini terdiri dari empat tahap, dimana umumnya dalam metode para Syekh tarekat ada tujuh atau sepuluh tahap. Dalam hal ini, ia menjelaskan bahwa banyak jalan untuk menuju Tuhan yang Agung.Adapun kesimpulan sederhana yang bisa dipahami dari pemikiranya yaitu, Said Nursi mencoba membandingkan antara otak dengan hati, dimana akal dapat mencerna ilmu dan seni alam semesta, sehingga dapat diketahui inti dan manifestasi kepercayaan. Sedangkan hati diciptakan tuhan sebagai bagian dari panca indera yang potensial untuk pengetahuan tentang Tuhan. Hati diartikan sebagai sesuatu yang selalu berubah menuju kebenaran keimanan. Dalam tarekat dilalui dengan mengingat Tuhan sebagai jalan kesalehan yang bertujuan untuk mampu menyelesaikan berbagai masalah yang terjadi.Kata Kunci: Tasawuf, Politik, dan Said Nursi.
BASE
In: Religionswissenschaft: Forschung und Wissenschaft Bd. 7
In: Neuer Horizont, 2
World Affairs Online
In: Christentum und Islam im Dialog 6
Tasawuf merupakan suatu sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT yang sedekat-dekatnya dengan melalui beberapa tahapan, diantaranya yaitu: Syari'at, Tarekat, Hakekat, dan Ma'rifat.Al-Quran dan Sunnah merupakan unsur paling signifikan dalam konstruksi tasawuf Said Nursi. Ia menekankan bahwa setiap bangunan tasawuf atau ijtihad sufisme harus senantiasa berada di bawah terang cahaya petunjuk al-Quran dan Sunnah.konstruksi tasawuf secara moderat merupakan salah satu aspek esensial dalam proyek revitalisasi Said Nursi. Dan berupaya merumuskan wacana-wacana sufisme secara moderat dengan tetap bernafaskan al-Quran dan Sunnah.Orisinilitas konstruksi tasawuf Said Nursi bisa dilihat pada empat jalan besar yang ia konsepsikan untuk menuju Sang Pencipta. Langkah-langkah yang digali Said Nursi dari al-Quran tersebut mencakup empat jalan besar yaitu pengakuan atas ketidakberdayaan diri impotence, al-'ajz, kefakiran poverty, al-faqr, kasih sayang compassion, al-syafaqah, dan refleksi reflection, al-tafakkur. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif yang mana sebuah penelitian ini mempunyai lima tahapan, yaitu (1) pemilihan topik, (2) Heuristik ( pengumpulan sumber), (3) verifikasi( kritik sejarah, keabsahan sumber), (4) Interpretasi : analisis dan sintesis, (5) penulisan. Secara garis besar, ada beberapa aspek untuk memetakan kontstruksi revitalisasi tasawuf Said Nursi :a) Al-Qur'an dan Sunnah Sebagai Inspirator Tasawuf, b) Kontruksi Tasawuf Secara Moderat, c) Tarekat Naqshabandiyah merupakan tarekat paling dekat dengan kehidupan Said Nursi. Di antara tokoh penting Naqshabandiyah yang paling mempengaruhi pemikiran Said Nursi adalah Syeikh Ahmad al-Sirhindi alFaruqi (1563-1624) yang karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dengan judul "al-Maktubat". Dari kitab inilah Nursi mendapat banyak pelajaran sekaligus menjadi basis pemikiran dalam karya-karyanya. Dari alSirhindi ini Nursi memiliki pandangan bahwa pegangan umat Islam adalah Alquran, bukan fanatisme kepada guru tarekat.
BASE
In: Digest of Middle East studies: DOMES, Band 20, Heft 2, S. 226-241
ISSN: 1949-3606