Frontiers of research in economic theory: the Nancy L. Schwartz memorial lectures, 1983 - 1997
In: Econometric Society monographs 29
5423 Ergebnisse
Sortierung:
In: Econometric Society monographs 29
In: Zeitschrift für Parlamentsfragen: ZParl, Band 14, Heft 4, S. 517-531
ISSN: 0340-1758
Politische Ausgangslage, Wahlkampf, Wahlergebnis der Rheinland-Pfälzischen Landtagswahl sowie die daraus folgende Regierungsbildung und Oppositionsformierung werden beschrieben. Zum ersten Mal in der Geschichte der Bundesrepublik Deutschland fand eine Landtagswahl am gleichen Tag statt wie eine Bundestagswahl. Die Besonderheiten dieser "Doppelwahl" werden hervorgehoben: Der bundespolitische Aspekt hat den landespolitischen überlagert. Abweichungen des Wählerverhaltens innerhalb beider Wahlergebnisse halten sich in engen Grenzen. (KE)
In: Studien zur Zeitgeschichte Bd. 3
SSRN
In: Schulze-Delitzsch-Schriftenreihe 18
In: Quellen zur Geschichte des Parlamentarismus und der politischen Parteien
In: Deutschland seit 1945
In: Die Grünen im Bundestag
In: Sitzungsprotokolle und Anlagen 1983 - 1987 Halbbd. 1
In: Die Geschichte der Actien-Gesellschaft "Weser" 1843 - 1983: in drei Bänden Bd. 2
In: Die Geschichte der Actien-Gesellschaft "Weser" 1843 - 1983: in drei Bänden Bd. 1
World Affairs Online
In: Archäologie und Museum 35
In: Verhandlungen zur Geschichte und Theorie der Biologie 1
In: Authentisches in Wort und Bild Teil 3
Perubahan yang terjadi dalam Persis masa kepemimpinan A. Latief Muchtar tidak merubah identitas Persis secara keseluruhan. Identitas Persis yang muncul dari sejak tahun 20-an sebagai sebuah organisasi puritan masih tampak pada kepemimpinan A. Latief Muchtar dengan perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat dari pemikiran dan tindakan kepemimpinan A. Latief Muchtar, juga diakibatkan oleh perkembangan sosial politik yang terjadi di Indonesia. Persis hendaknya sebagai salah satu organisasi yang besar di Indonesia senantiasa memelihara khasanah keilmuan yang pernah disusun oleh para pendahulunya seperti A. Hassan, M. Natsir, Isa Anshary, K.H.E. Abdurrahman, Abdullah dan juga A. Latief Muchtar tanpa meninggalkan temuan-temuan terbaru dalam arus pemikiran dan metodologi keilmuan. Semua peninggalan tersebut akan sangat berguna dalam memberikan arah bangsa Indonesia ke depan dan untuk pengembangan keilmuan agama. Sejarawan hendaknya terus mengeksplorasi khasanah pemikiran tokoh-tokoh nasional Indonesia seperti A. Latief Muchtar yang akan sangat berguna bagi kemajuan bangsa. Pemikiran tersebut akan menjadi pemandu bagi pemikir-pemikir muda selanjutnya sehingg lebih mencintai sejarahnya sendiri. Para sejarawan juga harus menampilkan teladan dalam setiap penulisannya agar sejarah bukan hanya sekedar tulisan tanpa makna, tetapi mampu memberikan pengaruh terhadap bangsa Indonesia yang hari ini sedang tidak stabil. Guru Sejarah hendaknya mampu mengambil teladan dari keberadaan tokoh seperti A. Latief Muchtar yang menjadi guru tanpa pamrih, juga dalam setiap proses belajar mengajar hendaknya guru selalu menampilkan tokoh-tokoh teladan Indonesia, salah satunya adalah A. Latief Muchtar. Hari ini bangsa Indonesia telah kehilangan teladan para pahlawan terdahulu karena posisi idola hari ini bagi siswa tergantikan dengan peran-peran tokoh semu yang ditampilkan media massa.
BASE